Perihal Melepas yang Tidak Pernah Digenggam
Kehilangan itu satu kata yang kawin dengan kata melepas. Jika ada sesuatu yang hilang dari hidup, mau tidak mau harus belajar melepaskan. Lantas, bagaimana jika harus melepaskan sesuatu yang tangan saja tak pernah menggenggam bahkan menyentuhnya? Adakah teori yang bisa menjelaskannya? Beritahu aku jika ada, akan kubayar berapapun harganya.
Seringkali muncul satu atau beberapa pertanyaan di kepala ketika akan atau sedang memulai sebuah cerita dengan seseorang. Seperti, “bagaimana jika pada akhirnya saya ditinggalkan sendirian lagi?” “dan jika memang saya akan ditinggalkan, bagaimana cara saya melanjutkan hidup dengan kesendirian kembali sementara saya sudah terbiasa ditemani?” dan banyak pertanyaan lainnya.
Kupikir setelah episode-episode kehilangan kemarin, kali ini aku tidak akan kembali merasakan sakitnya melepaskan. Kenyataannya, aku malah dipaksa kembali melepaskan bahkan sebelum sempat menggenggamnya. Kata mereka, “biarkan saja, lepaskan dengan ikhlas supaya dia tenang dengan hidup barunya.”
Jika diberi kesempatan untuk mengetahui terlebih dahulu kapan kehilangan akan datang dan berteman denganku, mungkin aku akan mempersiapkan diriku untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan datang. Barangkali akan kuhabiskan waktuku dengan menatap lama mata indahnya, mendekap hangatnya, mencumbu bibirnya sembari mengatakan “aku mencintaimu” seribu kali sehari. Namun ini semesta, yang memiliki konsep datang dan hilang adalah sebuah kejutan untuk manusia-manusia di bumi. Mungkin sebagai pengingat, bahwa rasa tak selamanya sama.
Mulanya aku merasa tidak adil jika aku hidup dengan sakit yang kurasakan, dan dia bahagia dengan hidup barunya. Namun kata mereka bukan seperti itu maksud dunia, kehilangan adalah tanda bahwa masamu dengannya sudah habis. Dan kini aku mengerti, hilangnya adalah pengingat bahwa kami sudah seharusnya berhenti. Satu hal tentang kehilangan, ia tak pernah menjadi sebuah mata pelajaran di sekolah, ternyata sebab pembelajarannya seumur hidup. Tetapi, episode melepaskan yang menyakitkan itu sudah berhasil kulalui dengan baik, aku sudah bisa pulang dan melanjutkan hidup yang sempat tertunda.
Tulisan ini dipersembahkan untuk manusia-manusia yang sedang mendekap erat raganya sendiri. Kalian hebat, kalian kuat. Sehat selalu manusia-manusia di luar sana yang sedang berpelukan dengan kehilangan dan melepaskan.
❤
BalasHapus