Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

Seluruhnya Kupeluk Sendiri

Gambar
Sumber gambar: aku sendiri Ini aku, bukan saya juga bukan kami. Bernama aku, sebab ingin merasa dekat dan dicintai oleh siapapun yang membaca tulisan ini. Bernama aku bukan kami, sebab seluruhnya kupeluk sendiri. Ini aku, manusia bergelar anak pertama yang katanya harus menjadi contoh bagi adik-adiknya. Ini aku, manusia berkelamin vagina yang katanya harus berhati seluas samudra.  Siapa? Siapa yang berani berkata demikian pertama kali? Sialnya, perkataan tersebut menjadi tolak ukur orang tuaku saat membesarkan aku. Harus menjadi contoh yang baik bagi adik, dan harus memiliki hati luas meski disakiti oleh siapapun yang mengusik. Mirisnya, perkataan itu tertancap di kepalaku sebagai patokan untuk hidup menjadi manusia yang memang pantas hidup.  Saking kuatnya didikan yang diberikan, Bapak dan Ibu mungkin berpikir bahwa aku adalah manusia Gatotkaca dengan otot kawat tulang besi. Ah ... untukku mungkin dapat diganti otak kawat hati besi, yang bisa dibebani dengan permasalahan dan ...

Manusia yang Tak Pernah Dipeluk Sayang

Gambar
  Sumber Gambar: Akuuuuu Katanya, perlakuan paling manis dari seorang manusia kepada manusia lainnya adalah dipeluk dan dipuk-puk. Katanya, rasanya sangat hangat, betulkah seperti itu? Dipeluk siapakah itu? Peluk yang datang padaku kemarin tak sehangat itu kurasa, atau apakah karena aku yang menghampirinya sehingga ia tak sehangat peluk yang dirasakan manusia lain? Beritahu aku, kemana aku harus berlari untuk mendapat peluk sehangat yang didapatkan oleh manusia lain.             Selama ini, tubuhku tak pernah mendapatkan sebuah kasih yang hangat, sehangat manusia lain yang hidup di luar sana. Aku lahir dari keluarga yang nyaris tak pernah mengungkapkan rasa sayang, bahkan sekecil bentuk kata “aku mencintaimu.” Selama ini, yang kudapati hanyalah suara-suara berisik yang mengganggu telingaku. Ingin rasanya kusumpal dua telingaku dengan kapas beribu lapis, tapi ternyata suara itu terlalu kuat, ia berhasil menembus lapisan kapas ...

Perihal Melepas yang Tidak Pernah Digenggam

Gambar
Sumber Gambar: Pinterest (@kalig223)   Katanya, setiap orang akan merasakan yang namanya kehilangan. Entah satu kali, dua kali atau bahkan berkali-kali. Jika memang begitu realitanya, mengapa tidak pernah ada sekolah kehilangan sebagai tempat manusia belajar tentang kehilangan itu sendiri? Dan jika memang harus merasakan kehilangan, tidak bisakah ada pengumuman terlebih dahulu? Satu atau dua tahun sebelumnya mungkin, jika bisa. Kehilangan itu satu kata yang kawin dengan kata melepas. Jika ada sesuatu yang hilang dari hidup, mau tidak mau harus belajar melepaskan. Lantas, bagaimana jika harus melepaskan sesuatu yang tangan saja tak pernah menggenggam bahkan menyentuhnya? Adakah teori yang bisa menjelaskannya? Beritahu aku jika ada, akan kubayar berapapun harganya.  Seringkali muncul satu atau beberapa pertanyaan di kepala ketika akan atau sedang memulai sebuah cerita dengan seseorang. Seperti, “bagaimana jika pada akhirnya saya ditinggalkan sendirian lagi?” “dan jika memang...